Langsung ke konten utama

MAKALAH AKIDAH AKHLAK AKHLAK TERPUJI PADA DIRI SENDIRI (BERILMU,KERJA KERAS, KREATIF, DAN PRODUKTIF)

AKHALAK TERPUJI PADA DIRI SENDIRI
(BERILMU, KERJA KERAS, KREATIF, DAN PRODUKTIF)




KATA PENGANTAR


Puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah Swt. atas rahmat dan hidayah-Nya sehingga dapat menyelesaikan makalah yang berjudul “Akhlak Terpuji Pada Diri Sendiri”.
      Makalah ini dibuat sebagai salah satu kewajiban tugas dalam mata pelajaran  Akidah Akhlak.
      Dengan selesainya penyusunan makalah ini, maka kami mengucapkan terimakasih sebesar-besarnya kepada  Ibu DRA. Kasiran S.PdI., selaku guru mata pelajaran Akidah Akhlak  yang telah memberikan kami kesempatan untuk memenuhi tugas.
      Kami menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini masih banyak kekurangan. Oleh karena itu, saran dan kritik yang bersifat membangun demi sempurnanya penyusunan makalah ini.

                                                            Lakudo, 29 Oktober 2017






                                                                      BAB I

PENDAHULUAN


1.1 Pengertian dan Pentingnya Berilmu

1. Pengertian Berilmu


Berilmu artinya pandai atau tidak bodoh, cerdas atau pintar. Berilmu adalah sikap perilaku yang didasarkan pada ilmu pengetahuan yang dimilikinya. Orang yang berilmu adalah orang yang memiliki ilmu pengetahuan, dan mau menggunakan akal sehatnya untuk berpikir. Ilmu merupakan pintu gerbang yang menghantarkan seseorang meraih kesuksesan dan kebahagiaan, baik di dunia maupun di akhirat.

2.      Pentingnya Berilmu

Ilmu memiliki peran sangat penting dalam kehidupan manusia. Ilmu dapat membantu manusia melakukan sesuatu dengan m,udah. Ilmu juga dapat meningkatkan kualitas hidup manusia. Hidup berilmu itu penting agar tidak tersesat dan terasa berat, sebab dengan berilmu kita akan terbantu dalam menjalankan aktivitas kehidupan. Dengan ilmu kita dapat melakukan apa saja, dan dapat berjalan kemana saja tanpa ada rasa takut, sebab ilmu itu nuur (cahaya) yang dapat menunjukkan jalan yang tepat.
قُلْ هَلْ يَسْتَوِي الَّذِينَ يَعْلَمُونَ وَالَّذِينَ لاَ يَعْلَمُونَ إِنَّمَا يَتَذَكَّرُ أُولُو الأَلْبَابِ
"Katakanlah: "Adakah sama orang-orang yang mengetahui dengan orang-orang yang tidak mengetahui?" Sesungguhnya orang-orang yang berakallah yang dapat menerima pelajaran." (Az-Zumar:9)

B. Bentuk dan Nilai-Nilai Positif Berilmu

1.      Bentuk Perilaku Berilmu

Orang yang berilmu akan melakukan sesuatu berdasarkan petunjuk ilmu dan daya nalarnya, sehingga tidak ada perbuatan yang bertentangan dengan akal sehat, baik agama, maupun hukum dan aturan.
a.)      Perikaunya berdasarkan akal sehat.
Ia akan mendahulukan akal budinya dari pada emosi dan hawa napsunya. Akal sehatlah yang dapat membedakan kebenaran dan kesalahan.
b.)      Perilakunya berdasarkan ilmu pengetahuan
Ilmu pengetahuan merupakan modal utama dalam meraih kebahagiaan hidup, baik di dunia maupun di akhirat. Perilaku yang berdasarkan ilmu pengetahuan sungguh tidak akan mendatangkan kerugian. Sebab ilmu akan membimbing dan mengarahkan pemiliknya pada jalan menuju kebenaran dan kebaikan.
c.)      Perilakunya tidak menyimpang dari aturan hukum
seorang yang berilmu akan selalu bersikap dan berperilaku hati-hati, agar tidak melanggar aturan hukum yang berlaku. Orang yang memiliki ilmu dan pengetahuan tentu tidak mau melanggar peraturan-peraturan tersebut, baik peraturan yang dibuat oleh sesama manusia maupun peraturan yang dibuat oleh Allah swt.

2.      Nilai-nilai Positif dari Berilmu dalam Fenomena Kehidupan

a.)       Dapat membedakan mana yang benar dan mana yang slah, mana yang baik dan mana yang buruk, mana yang halal dan mana yang haram, mana perintah mana larangan dan sebagainya.
b.)     Dapat hidup dengan terang benderang, ringan dan penuh kenyamanan sebab ilmu menyinari pemiliknya sepanjang dimanfaatkan di jalan yang baik dan benar
c.)       Dapat menghindari berbagai kesalahan dan perbuatan buruk lainnya, yang akan mendatangkan kerugian dan malapetaka, baik bagi pelakunya maupun masyarakat lingkungannya.
d.)       Mendapat tempat dan kedudukan yang terhormat. Dimana dan kapanpun, di dunia ini orang yang berilmu pasti mendapat temat dan kedudukan yang terhormat. Karena ilmunya seseorang menjadi dihormat, oleh ilmunya seseorang menjadi dihargai, dengan ilmunya pula ia mampu melakukan sesuatu yang berguna.




   BAB II

PEMBAHASAN



A.     Pengertian dan Pentingnya Kerja Keras


1.       Pengertian Kerja Keras


Kerja keras artinya melakukan suatu usaha atau pekerjaan secara terus menerus tanpa mengenal lelah. Pengertian lain kerja keras adalah suatu tindakan atau perbuatan yang dilakukan dengan sungguh-sungguh dan serius sampai tercapai suatu tujuan.
Pepatah arab mengatakan:
مَنْ جَدَّ وَجَدَ وَمَنْ حَرَكَ وَصَلَ
“Barangsiapa yang sungguh-sungguh (kerja keras), niscaya akan berhasil, dan barangsiapa yang bergerak (berjalan), niscaya akan sampai”.

2.      Pentingya Kerja Keras

Islam menganjurkan umatnya agar mau bekerja keras dalam memenuhi kebutuhan hidupnya. Sebaliknya Islam membenci umatnya yang hanya berpangku tangan, malas-malasan dan tidak mau bekerja mencari nafkah. Pentingnya bekerja keras disebabkan antara lain:
a.)      Manusia sadar akan kebutuhan hidupnya yang harus dipenuhi, agar hidup menjadi bahagia, baik di dunia maupun di akhirat.
b.)      Manusia dituntut untuk bersikap kreatif dan rajin bekerja, sebab tanpa bekerja seseorang tidak dapat memenuhi kebutuhan hidupnya.
c.)      Manusia menyadari bahwa tidak ada rejeki dan kebahagiaan yang datangnya dari langit, melainkan harus diraih dengan kerja keras, banting tulang, dan peras keringat.
d.)      Manusia menyadari bahwa ada kekutan lain di luar kekutan yang dimilikinya, sehingga hasil dari kerja kerasnya harus dipasrahkan sepenuhnya kepada keagungan Allah swt. Oleh karena itu manusia wajib berdo’a atas semua kerja kerasnya.

B. Bentuk dan Nilai Positif Kerja Keras

1.      Bentuk Kerja Keras

a.)      Melakukan setiap pekerjaan dengan sungguh-sungguh, sepenuh hati dan dengan niat ibadah karena Allah.
b.)      Tidak mudah patah semangat dalam melakukan setiap pekerjaan, seberat dan sesulit apapun pekerjaan yang dihadapinya.
c.)      Melakukan pekerjaan tidak tergesa-gesa, sebab pekerjaan yang dilakukan dengan tergesa-gesa tidak mendatangkan hasil yang baik dan optimal.
d.)      Tidak meremehkan setiap pekerjaan yang hanya akan mendatangkan sikap malas dan jenuh dalam bekerja, melainkan sebaliknya semua pekerjaan dipandang serius sehingga harus dilakukan dengan sungguh-sungguh.

2.      Nilai-nilai Positif dari Kerja Keras dalam Fenomena Kehidupan

a.)       Memiliki keimanan yang kuat dalam hati, sehingga tidak mudah tergoda oleh bisikan dan rayuan setan, ketika menjalankan sesuatu pekerjaan.
b.)      Memiliki kesabaran yang kuat sehingga tidak tergesa-gesa. Tergesa-gesa merupakan pekerjaan setan yang harus dihindari. Selain itu, setiap pekerjaan memerlukan ketekunan dan ketelitian, agar mendapatkan hasil yang baik.
c.)       Memiliki keyakinan dalam hati bahwa bekerja yang baik sesuai ajaran Islam termasuk ibadah, yang kelak akan mendapat pahala dari Allah swt.
d.)      Senantiasa berusaha sebisa mungkin agar pekerjaan tidak menyimpang dari ajaran Islam, sehingga selain mendapatkan hasil yang bagus juga tidak melanggar aturan agama.





 

BAB III

KREATIF


A.      Pengertian dan Pentingya Kreatif

1.       Pengertian Kreatif

Kreatif artinya sikap terampil dan cekatan yang membuat seseorang tidak mau berpangku tangan atau bermalas-malasan. Seorang yang kreatif selalu berusaha dan bekerja untuk mendapatkan sesuatu yang bermanfaat, baik bagi dirinya maupun bagi orang lain
فِي خَلْقِالسَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضِ رَبَّنَا مَا خَلَقْتَ هَذَا بَاطِلًا سُبْحَانَكَ فَقِنَا عَذَابَ النَّارِ

Artinya:” (yaitu) orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri atau duduk atau dalam keadan berbaring dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): "Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan Ini dengan sia-sia, Maha Suci Engkau, Maka peliharalah kami dari siksa neraka.”


2..      Pentingnya Kreatif

a.)      Membuat seseorang menjadi tidak malas dan tidak mau bergantung kepada orang lain
b.)      Membuat suatu benda yang semula kurang berharga atau bahkan tidak dihargai menjadi bernilai tinggi di tangan seseorang
c.)      Menatap masa depan secara terang dan gemilang, sebab semua yang ada di sekelilingnya dipandang sebagai potensi yang dapat digunakan untuk meraih kesuksesan hidup
d.)      Dapat meningkatkan daya juang yang tinggi dalam meraih kesuksesan. Sebab, perilaku kreatif dapat mendorong seseorang lebih cepat meraih kemajuan dan keberhasilan.

B. Bentuk dan Nilai Positif Kreatif

1.      Bentuk Kreatif

a.)      Tidak Malas
Malas merupakan penyakit yang sangat berbahaya, terutama bagi para generasi muda. Sebab sikap perilaku malas itu dapat menghilangkan sikap perilaku kreatif, sikap mau bekerja keras, sikap semangat juang yang pada akhirnya mendatangkan penyesalan.
b.)      Tidak mudah putus asa
Putus asa merupakan sikap perbuatan keji yang harus dihindari oleh setiap muslim.. Seberat apapun masalah dan kesulitan yang dihadapi, selalu diterimanya dengan lapang dada. Bahkan semakin banyak dan berat suatu masalah yang menimpanya, ide kreatifnya semakin cemerlang untuk kemudian melakukan yang terbaik bagi dirinya dan orang lain.




c.)      Berwawasan luas
Seorang yang berperilaku kreatif  niscaya memiliki wawasan yang luas selalu berupaya menambah wawasannya, menambah ilmunya, dan menambah pengalamannya.

2.      Nilai-nilai positif dari kreatif dalam fenomena kehidupan

a.)      Sikap rajin dan sungguh-sungguh
Orang yang berperilaku kreatif, merupakan orang yang rajin dan sungguh-sungguh dalam melakukan suatu pekerjaan. Apapun yang dilakukannya selalu membuahkan hasil yang bermanfaat baik bagi dirinya maupun bagi orang lain.
b.)      Berjiwa besar
Tidak memandang suatu masalah dari sebab-sebabnya, melainkan bagaimana jalan keluarnya. Hal ini disebabkan manusia telah diberi akal dan hati untuk berpikir dan merenung dalam mencari jalan keluar (solusi) yang tepat bagi masalah tersebut yang sedang dihadapi.
c.)      Pantang menyerah
Suatu masalah bukanlah hambatan yang membuatnya harus menyerah atau mundur, melainkan suatu kesempatan untuk semakin meningkatkan sikap kreatifnya.
d.)      Bersikap cermat
sikap cakap dan trampil dalam menentukan sesuatu.. Tanpa sikap cermat, niscaya seseorang dapat terjerumus ke dalam jurang kehancuran.



 

BAB IV

PRODUKTIF


A.      Pengertian dan Pentingya Produktif

1.       Pengertian Produktif

Produktif dapat diartikan sebagai sikap ingin terus berkarya atau menghasilkan sesuatu yang bermanfaat, baik bagi dirinya maupun bagi orang lain sesungguhnya banyak hal yang dapat dikerjakan dan akan mendatangkan manfaat bagi kehidupannya, asalkan dikerjakan dengan sungguh-sungguh dan sepenuh hati.
قَالَ النَّبِيُّ صَلىَّ اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ :خَيْرُالنَّاِس اَنْفَعُهُمْ لِلنَّاسِ (رواه احمد)
“Rasulullah saw. Bersabda, “sebaik-baik manusia adalah orang yang memberikan manfaat bagi orang lain (H.R.Ahmad)

2.      Pentingnya Perilaku Produktif

a.)  Mendorong manusia untuk meraih kemajuan terus menerus, senantiasa berkarya dan bekerja tanpa mengenal lelah.
b.)  Menolong  manusia untuk selalu bekerja dan berkarya yang dapat mendatangkan manfaat bagi dirinya dan masyarakat lingkungannya, sehingga kehadiran seorang produktif sangat dinantikan oleh semua orang.
c.)      Dapat melakukan sesuatu yang tidak atau belum tentu dapat dilakukan oleh orang lain, melakukan sesuatu tanpa memperhitungkan untung rugi, melainkan berdasrkan nilai manfaat atas perbuatan yang dilakukannya.

B. Bentuk dan Nilai Positif Produktif

1.      Bentuk Produktif

a.)      Pandai menggunakan waktu dan kesempatan
Tidak ada waktu yang berlalu dengan sia-sia, tanpa arti dan tidak berguna. 
b.)      Berjiwa pengabdi
Bekerja merupakan pengabdian yang tulus untuk mendatangkan suatu kebaikan dan manfaat, baik bagi dirinya maupun bagi orang lain.
c.)      Berazaz manfaat
Berazaz manfaat artinya suatu pandangan yang menganggap bahwa segala sesuatu termasuk kehidupannya harus memberikan manfaat kepada orang banyak. segala sesuatu harus dinilai dari segi manfaatnya, termasuk, melakukan suatu pekerjaan dan sebagainya.

 



2.      Nilai-nilai positif dari Perilaku Produktif dalam fenomena kehidupan

a.)       Mendatangkan manfaat bagi dirinya dan orang lain
selalu melakukan pekerjaan yang dapat mendatangkan manfaat dan kebaikan, baik bagi dirinya maupun bagi orang lain.
b.)      Terhindar dari sikap pemalas
terhindar dari sikap malas dan berpangku tangan dapat mendorong selalu bersemangat dalam bekerja atau belajar, tidak mudah menyerah, apalagi berputus asa.
c.)       Ikhlas beramal
Perbuatan yang tidak dilandasi dengan rasa ikhlas, niscaya tidak akan menghasilkan sesuatu yang terbaik bagi pelakunya, dan begitu pula bagi orang lain. Sebab tanpa keikhlasan, pekerjaan tidak akan sempurna dan tidak pula mendatangkan kebaikan
d.)      Dapat menggunakan waktu dan kesempatan
Hidup ini merupakan kesempatan yang juga datangnya suma sekali. Alangkah meruginya jika tidak dipergunakan untuk mengerjakan berbagai kebaikan.


Komentar

Postingan populer dari blog ini

yoosgen-Hal-hal yang harus diperhatikan ketika bermain catur

          HAL-HAL YANG HARUS DIPERHATIKAN DALAM BERMAIN CATUR       Catur adalah permainan yang baanyak disukai oleh banyak orang, bermain catur itu banyak menguras daya pikir otak, bisa dibilang bermain catur adalah salah satu olahraga otak, jadi bermain catur dapat menambah kecerdasan kita. W O W kerren. Bagi kita yang baru pemula bermain catur, terkadang kita bingung, kita harus melakukan apa?. Tenang sekarang saya akan memberitahu apa saja yang kita akan lakukan ketika bermain catur. 1. Pembukaan       Pembukaan itu sangat penting dalam permainan catur, kita harus melakukan pembukaan itu dengan baik, kalau jelek pembukaannya kita nanti kita sulit menyerang, mengatur strategi, dan bahkan tanpa kita sadar kita membuka peluang kepada lawan untuk menyerang. Jadi baik-baiklah dalam melakukan pembukaan.  2. Menyusun bidak-bidak catur      Terkadang setelah kita melakukan pembukaan kita bin...

TETANGGA BERHATI MULIA DAN TETANGGA YANG ANGKUH

PEMAIN: 1.      Reza Sebagai Pembaca Naskah 2.      Afdal Sebagai Rere (Orang Kaya Angkuh Dan Sombong) 3.      Asraria Sebagai Rahmah (Anak Yatim Piatu Adiknya Aisyah) 4.      Muzdalifah Nasirun Sebagai Aisyah (Anak Yatim Piatu Kakaknya Rahmah) 5.      Waode Nurhaliza Sebagai Jamilah (Orang Yang Baik Hati)            Pada Suatu Hari Aisyah Pulang Dengan Muka Sedih Aisyah          : ” Assalamualaikum” Rahmah       :  “Waalaikum Salam, Kakak Sudah Pulang?” Aisyah          : “ Iya Rahmah” Rahmah       : “ Kenapa Muka Kakak Sedih?” Aisyah          : “ Hari Ini Kakak Tidak Dapat Pekerjaan?” Rahmah    ...